Amalan-Amalan Menuju Surga
Amalan-Amalan Menuju Surga
Allah dan Rasul-Nya banyak
menyebutkan ganjaran surga dan mengancam dengan adzab neraka untuk memotivasi
umat-Nya untuk banyak beramal shalih dan menjauhi segala larangan-Nya. Di
samping itu Allah pun telah mengabarkan sifat-sifat surga dan neraka untuk
lebih meningkatkan keinginan manusia untuk meraih surga dan menjauhi neraka.
Di antara kenikmatan surga, Allah
berfirman dalam sebagian ayat-ayat-Nya,
عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ – مُتَّكِئِينَ
عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ – يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ –
بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ – لا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلا
يُنْزِفُونَ – وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ – وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا
يَشْتَهُونَ – وَحُورٌ عِينٌ – كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ
“Mereka berada di atas dipan yang
bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas,
cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,
mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa
yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di
dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan
baik.” (QS al-Waqi’ah: 15-23)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Surga itu
disediakan bagi orang-orang sholih, kenikmatan di dalamnya tidak pernah dilihat
oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pula pernah terlintas
dalam hati.’ Maka bacalah jika kalian menghendaki firman Allah Ta’ala (yang
artinya), ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah
dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.’”
(QS. As Sajdah [32] : 17) (HR. Bukhari & Muslim)
Maka membayangkan seberapa besar
kenikmatan surga – dan sesungguhnya lebih indah dari yang bisa kita bayangkan –
tentu menjadi motivasi kuat bagi orang yang beriman untuk meraihnya. Dan ini
adalah bagian dari keimanan terhadap hari akhir dan iman kepada Allah Ta’ala.
Yusuf bin Abdullah bin Yusuf
al-Wabil penulis kitab Asyratus Sa’ah (Tanda-tanda Hari Kiamat) berkata,
[“Sesungguhnya percaya kepada Allah, hari akhir, pahala serta siksaan memberi
arah yang nyata terhadap perilaku manusia untuk berbuat kebaikan. Tidak ada
undang-undang ciptaan manusia yang mampu menjadikan perilaku manusia tetap
tegak dan lurus seperti beriman kepada hari akhir. Oleh karena itu, dalam
masalah ini akan ada perbedaan perilaku antara (orang yang tak beriman kepada
Allah dan hari akhir) dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir
serta dia mengetahui bahwa dunia adalah tempat simpanan akhir sedang amal
shalih adalah bekal untuk akhirat, sebagaimana firman Allah,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“...Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa ...”
(QS al-Baqarah: 197)
Dan sebagaimana komentar sahabat
Umair Ibnu Hamam, “Menuju kepada Allah tak ada bekal lain kecuali takwa, amal
akhirat dan sabar karena Allah dalam perjuangan. Dan semua bekal akan habis
kecuali takwa, berbuat baik dan mencari petunjuk.”
Nampak perbedaan antara perilaku
orang beriman dengan yang tidak beriman kepada Allah, hari akhir, pahala dan
siksaan. Maka bagi orang yang percaya hari pembalasan dia akan berbuat dengan
melihat kepada timbangan langit, bukan timbangan bumi. Dan dia akan melihat
hisab akhirat, bukan hisab dunia. Dia akan mempunyai perilaku tersendiri dalam
kehidupan. Kita akan melihatnya istiqamah dan dalam berpikir, iman, tabah dalam
kesulitan, sabar atas bencana demi mencari pahala, dan dia mengerti bahwa apa
yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan lebih kekal.”]
Jalan menuju surga memang dipenuhi
onak dan duri. Akan tetapi sesungguhnya ada banyak amalan-amalan yang mudah
dilakukan namun Allah membalasnya dengan ganjaran yang sangat besar. Berikut
ini disajikan beberapa amalan yang insya Allah ringan diamalkan namun bisa
membawa pelakunya ke surga.
Ø Berdzikir Kepada Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى
الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ،
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Ada dua kalimat yang ringan bagi
lisan, berat dalam mizan (timbangan amal) dan dicintai ar-Rahmaan:
‘Subhanallahu wa bihamdih’ (Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya kami memuji)
‘Subhanallah al-Azhiim’ (Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda,
لَأَنْ أَقُوْلَ: (سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله
والله أكبر) أَحَبُّ إِلَيَّ مِمّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ
“Saya membaca: ‘Subhanallah wal
hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar’, sungguh aku lebih cintai
daripada dunia dan seisinya.”
(HR Muslim no 2695 dan at-Tirmidzi)
Dalam hadits lain Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ
اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Tidaklah seorang manusia
mengamalkan satu amalan yang dapat menyelamatkannya dari adzab Allah melainkan dzikir kepada Allah.” (HR ath-Thabrani dengan sanad yang
hasan dan al-Allamah Ibnu Baz menjadikannya hujjah dalam kitab Tuhfah
al-Akhyaar)
Ø Mencintai Allah dan Rasulullah
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ
يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا
وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba muslim
mengucapkan pada saat dia memasuki waktu pagi dan memasuki waktu petang: ‘radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi
muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku,
Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak tiga kali,
melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat kelak.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh al-Allamah Ibnu Baz dalam
kitab Tuhfah al-Akhyaar)
Ø Menuntut Ilmu Syar’i
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan
untuk mencari
ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR Muslim no 2699)
Ø Menahan Marah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيعُ عَلَى أَنْ
يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ
حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي اَيِّ الْحُورِ شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan amarahnya
padahal dia mampu untuk melampiaskannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada
hari kiamat di hadapan para makhluk sampai Allah memilihkan untuknya
bidadari-bidadari yang dia suka.”
(Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)
Ø Membaca Ayat Kursi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ لَمْ
يَمْنَعُهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةَ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi
setiap selesai shalat, maka tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk
surga kecuali jika dia mati.”
(HR an-Nasaa’i dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Maksudnya adalah jika dia mati, dia
akan masuk surga dengan rahmat dan karunia Allah ‘Azza wa Jalla.
Ø Menyingkirkan Gangguan di Jalan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي
شَجَرَةٍ قَطَعَهاَ مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh aku telah melihat seorang
lelaki mondar-mandir di dalam surga dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang
dari tengah jalan yang selalu mengganggu manusia” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَي ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ
وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ
الجَنَّةَ
“Ada seorang lelaki berjalan
melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah,
sungguh aku akan singkirkan ranting ini dari kaum muslimin agar tidak menganggu
mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam surga.” (HR Muslim)
Ø Membela Kehormatan Saudaranya di
Saat Ketidakhadirannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda,
مَنْ رَدَّ عَن عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللهُ عَن وَجْهِهِ
النَّارَ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa membela harga diri
saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan memalingkan wajahnya dari api
neraka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi
dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Dalam hadits lain Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحيَيْهِ وَ شَرَّ مَا
بَيْنَ رِجْلَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barangsiapa yang Allah lindungi
dari keburukan apa yang ada di antara kedua rahangnya (yaitu mulut) dan
keburukan yang ada di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), niscaya dia akan
masuk surga.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi
dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)
Ø Menjauhi Debat Kusir Walaupun Benar
Sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam,
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ
حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku akan menjamin sebuah rumah di
dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak
yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang
meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin
sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
Ø Berwudhu’ Lalu Shalat Dua Raka’at
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda,”Tidaklah seorang muslim berwudhu’ lalu dia baguskan wudhu’nya,
kemudian dia berdiri shalat dua raka’at dengan menghadapkan hatinya dan
wajahnya pada kedua raka’at itu, melainkan surga wajib baginya.” (HR
Muslim)
Ø Pergi Shalat ke Masjid
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam bersabda, “Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di
dalam kegelapan untuk menuju masjid, mereka akan mendapatkan cahaya yang
sempurna pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh
al-Albani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
salam juga bersabda, “Barangsiapa yang pergi ke masjid atau pulang dari
masjid, niscaya Allah akan persiapkan baginya nuzul di dalam surga setiap kali
dia pergi dan pulang.” (HR Bukhari dan Muslim)
Imam an-Nawawi berkata, “Nuzul
adalah makanan pokok, rizki dan makanan yang dipersiapkan untuk tamu.”
Ø Shalat Sunnah 2 Raka’at Setelah
Wudhu
Amalan inilah yang dirutinkan oleh
sahabat Bilal yang telah menjadikannya sebagai penghuni surga dengan kesaksian dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.
يَا بِلاََلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي
الإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دُفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ
قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طُهُوْرًا فِي
سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطَّهُوْرِ مَا كُتِبَ
لِي أَنْ أُصَلِّي
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada
Bilal radhiyallahu anhu setelah shalat fajar, “Wahai Bilal, ceritakanlah
kepadaku amalanmu dalam Islam yang paling engkau harapkan. Karena sesungguhnya
aku mendengar suara terompahmu di hadapanku dalam surga.” Bilal berkata,
”Tidaklah aku mengamalkan suatu amalan yang lebih aku harapkan melainkan setiap
kali aku bersuci pada malam atau siang hari aku selalu mengerjakan shalat yang
bisa aku lakukan.” (HR Al-Bukhari no 1149 dan Muslim no 2458)