Memiih karakter pemimpin yang ideal, cocok dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.

 Memiih karakter pemimpin yang ideal dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Pertama, apa yang harus dilakukan pemimpin? Yaitu melindungi organisasi. Cara untuk melindungi organisasi adalah menjadi pemimpin yang ditakuti (kami tidak bisa menyerang karena takut), sekaligus tidak dibenci orang. Ditakuti orang itu berpengaruh bagus, ke dalam atau keluar organisasi. Dan tidak dibenci orang, tidak membuat musuh baru. Organisasi akan tenang dan damai (kami tidak bisa menandingi orang ini).
Tapi, masalahnya adalah, apakah bisa ditakuti orang tapi tidak dibenci? Jawabannya bisa. Cara supaya tidak dibenci orang adalah tidak merebut hak orang lain. Pemimpin harus menghindari perbuatan merebut nama baik dan harta orang lain. Atau pun pasangan atau prestasi orang lain. (Semua ini milikku!)
Seorang pemimpin tidak bisa dibenci kalau tidak mengambil hak orang lain. Walaupun ditakuti orang, asalkan tidak melenceng “jauh” dari kebenaran. Pemimpin itu selalu memiliki kebenaran dan kekuatan. Kebenaran dan kekuatan ini baru di dapat setelah pemimpin itu ditakuti oleh orang lain.
Walau pemimpin itu benar, kalau tidak memiliki kekuatan, tidak bisa melindungi siapapun. (Pemimpin mana? Pemimpin melarikan diri). Pemimpin harus ingat dan tahu. Para bawahan tak akan setia kepada atasan yang tidak melindungi mereka. Kepada lawan ia harus bersikap sangat keras, dan kepada kawan dan diri sendiri harus tegas, juga memberikan kebenaran, ketertiban dan keamanan kepada kawan-kawannya. Itulah pelindung organisasi. (Terima kasih pemimpin).
Dan satu hal lagi yang harus selalu diingat pemimpin yaitu menghindari diremehkan orang lain. Karena pemimpin itu harus selalu dianggap hebat oleh orang-orang. (Pemimpin kita hebat). Terus bagaimana caranya supaya tidak diremehkan orang lain? Pemimpin harus tidak memperlihatkan kekurangan dalam mengambil keputusan, karena ingin menghindar dari pertengkaran atau urusan merepotkan pemimpin kadang mengambil posisi netral (tidak berbuat apa-apa) serta berpura-pura tidak melihat bahaya dan mengambil sikap diam. (Pemimpin, ada musuh yang hendak menyerang istana, kita susun siasat untuk menghadapinya – Aah mereka merepotkan. Sekarang biarkan saja dulu, kan belum terjadi). Itu bukan keputusan yang tepat, keputusan itu sama dengan bunuh diri. Bahaya terus mendekat dan pertempuran tidak bisa dihindari. (Pemimpin, istana sudah dikepung musuh! Kita kalah! – Apa?!) Waktu tidak menyelesaikan apa-apa.
Ragu-ragu terhadap usul orang lain juga bisa jadi alasan diremehkan orang lain. (Begini saja pemimpin, atau begitu? – Aku tidak bisa memutuskan!) Kalau pemimpin mudah berubah pikiran, ragu-ragu dan penakut, tidak akan bisa dan tidak akan mampu menghindar dari diremehkan orang lain. (Atau melarikan diri saja? Ini atau itu ya? – Wah, pemimpin payah dan ragu-ragu). Supaya terhindar dari diremehkan orang lain, pemimpin harus senantiasa mengasah kemampuannya.
Ada cara lain supaya pemimpin terhindarkan dari diremehkan orang lain. Yaitu memiliki anak buah yang cakap. Kalau pemimpin memiliki anak buah yang cakap, orang itu akan diakui sebagai orang yang dihormati anak buah yang cakap. Karena itu, jika ingin menilai karakter dari seorang pemimpin bisa dilihat dari anak buahnya saja. Karena di tempat yang buruk, akan berkumpul orang-orang buruk juga. (Kita tidak usah kerja, main golf saja – Payah pemimpin kita, bolos saja!) Ini agak sulit, tapi pemimpin harus bisa melihat karakter orang yang menjadi bawahannya. Sumber daya manusia adalah kekuatan organiasasi. Pemimpin harus berhati-hati memilih orang yang mendukung dia.
Ada 3 tipe pemimpin.
  1. Pertama adalah pemimpin yang bisa bertindak dan memutuskan sendiri. (Ayo bertindak, ikuti aku!);
  2. Kedua adalah pemimpin yang tak bisa berpikir sendiri tapi memanfaatkan ide orang lain dan memilih di antara ide-ide itu. (Baik, kita pakai idemu);
  3. Ketiga adalah pemimpin yang tidak bisa bertindak sendiri dan tidak bisa memanfaatkan ide orang lain. (Jangan bicara! Aku ini memang bodoh).
Pemimpin tipe pertama itu paling unggul dan ketiga paling parah dan gagal. Biasanya pemimpin tipe kedua saja sudah cukup menjalankan organisasi.
Karena itu pemimpin harus memilih anak buah yang handal dan ahli serta bisa mengeluarkan pendapat dan membuat mereka selalu berkata jujur. (Pemimpin, sebaiknya kita jangan melakukan itu dan pakai cara lain – Hmm, begitu ya?) Menerima usulan orang lain dan menyampaikan idenya sendiri. Memutuskan yang mana diantara ide-ide itu merupakan tugas pemimpin.
Pemimpin harus memiliki sifat menghargai pendapat orang lain. Jika pemimpin menciptakan suasana tidak menghargai pendapat orang lain maka pada akhirnya yang mengikuti tinggal para penjilat. (Kenapa kalian tak menyetujui ideku? Kalian hanya perlu mengikuti aku saja). Pemimpin juga harus menghindari penyakit jahat seperti itu memenuhi organisasi. Para penjilat itu musuh pemimpin, merupakan kuman yang bersarang dalam organisasi. (Hanya orang bodoh yang tak setuju pemikiran pak pemimpin. Pak pemimpin kan paling pintar disini).
Semua orang pasti lebih senang dipuji daripada dihina tapi anak buah yang buruk dibiarkan karena termakan pujian. (Kami suka anda). Para anak buah yang handal akan meninggalkan pemimpin seperti itu dan organisasi bisa hancur. (Di sini bukan tempatku).
Karena itu pemimpin harus menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi anak buah yang handal dan memberikan penghargaan kepada yang sudah berjasa bagi organisasi. (Terima kasih atas prestasimu, ini ada bonus untuku). Bagi orang yang belum berjasa pun harus menunjukkan sikap bahwa orang itu masih dibutuhkan. (Kamu sudah berusaha, terimalah gajimu). Beri penghargaan sedikit demi sedikit supaya mereka bersyukur atas keberadaan pemimpin. Tugas pemimpin juga untuk memberikan tugas yang tepat bagi anak buahnya. Walaupun misalnya orangnya agak sulit, pemimpin harus bisa memanfaatkan orang itu. Pemimpin adalah orang yang menarik anak buah dan organisasi. (Maju! Huppla!) Itu merupakan tugas penting.
Anak buah itu istilahnya selalu berjalan di tanah, sehingga tak bisa melihat jauh ke depan. Karena itu, pemimpin harus selalu di atas dan melihat jauh ke depan. Melihat apa saja yang ada di depan kemudian mempersiapkan organisasi. Di saat hari cerah (aman) pemimpin harus mempersiapkan diri menghadapi badai serta senantiasa menyempurnakan diri. Dan membentuk organisasi yang kuat, mengumpulkan anak buah yang handal. (Ada badai pun tak apa, kami siap!)
Karena itu camkan ini baik-baik! Kalau pemimpin lemah dalam melihat masa depan, organisasi bisa terancam. Kemudian pemimpin tidak boleh seperti burung kecil, memperhatikan hal remeh-temeh. (Sepertinya bulu hidung kamu ada yang keluar). Kalau kita tak paham kondisi sekitar, kita akan dimangsa elang di atas. Yang kuat memangsa yang lemah, itu sudah hukum alam. Dan sejarah selalu terulang.
Kemudian supaya pemimpin bisa melihat masa depan, pelajarilah sejarah. Tidak ada ilmu selain sejarah, yang bisa memberi banyak ide kepada manusia. Manusia itu di zaman apapun, selalu memikirkan dan menginginkan hal yang sama. Walaupun zaman berganti, siapa yang berkuasa dan dikuasai relatif tetap sama saja. (Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin). Dan yang menentang aturan ini selalu kembali kepada asal yang sama. (Hirarki kekuasaan tetap sama – Maafkan kami). Semua cara menghadapi masa depan itu ada dalam sejarah dan manusia bisa belajar banyak dari sejarah.
Pemimpin harus menguasai masa lalu, melihat aliran (trend) masa kini dan memanfaatkan aliran itu untuk terbang tinggi. Kemudian supaya bisa terbang tinggi lagi, selalu membuat sasaran yang lebih besar. Memberi impian kepada anak buah, dan membimbing orang-orang ke masa depan cerah.
Terakhir, pemimpin yang selalu berusaha keras akan mengikuti keberuntungan daripada orang yang berhati-hati. (Oooh! Ayo bersemangat – Kita lakukan sesuai rencana.) Orang yang bersemangat dalam mencapai tujuan lebih disenangi Dewi Fortuna / Keberuntungan. Mengapa? Karena keberuntungan sama dengan dewi, maksudnya keberuntungan mirip dengan sifat wanita yang lebih menyukai laki-laki bersemangat muda dan meledak-ledak. (Adek suka semangat abang). Karena itu pemimpin harus aktif dalam meraih keberuntungan, supaya Dewi Fortuna mau mendatangkan keberuntungan.
Terkadang, pemimpin itu harus memakai cara apapun untuk mencapai tujuan, kadang harus sendirian karena orang lain tidak mengerti. (Pemimpin kita terlalu keras!) Tapi, hasil kerja keras pemimpin itu pasti dihargai orang lain. (Pemimpin kita brilyan). Dan orang-orang akan tahu, berkat pemimpin akan datang masa depan yang cerah.
Risalah ini semoga berguna bagi para pemimpin negeri ini... Aaaamiiin..